Toraja.News, Enrekang –Puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Enrekang (Unimen) yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Perubahan (Gerham) menggelar aksi unjuk rasa di depan kampus pada Selasa (08/07/2025).
Dalam aksi tersebut, para mahasiswa menuntut adanya reformasi menyeluruh terhadap tata kelola lembaga kemahasiswaan yang dinilai tidak transparan dan justru membatasi kebebasan berorganisasi.
Peserta aksi membawa spanduk yang mempertanyakan kinerja Kepala Urusan (Kaur) Keorganisasian, yang dituding gagal membina dan memberdayakan lembaga kemahasiswaan secara profesional.
“Sudah ada Ketua DPM terpilih, tapi malah dipermasalahkan oleh Kaur. Ini jelas bentuk pembatasan terhadap kelembagaan mahasiswa,” ujar Hakim, salah satu peserta aksi.
Selain itu, massa aksi juga mendesak agar Peraturan Rektor mengenai lembaga internal kampus segera dievaluasi. Mereka menilai regulasi tersebut tidak memberi ruang partisipasi yang memadai bagi mahasiswa.
“Aturan ini justru menghambat mahasiswa untuk aktif berorganisasi. Kami mendesak Rektor meninjau kembali regulasi ini,” tegas Yuda Pradipta, koordinator lapangan aksi.
Menanggapi tuntutan tersebut, Rektor Unimen Dr. Syawal Sitonda menjelaskan bahwa peraturan yang dimaksud merupakan hasil kesepakatan bersama pimpinan universitas, sehingga tidak bisa diubah secara sepihak.
“Itu merupakan hasil keputusan bersama pimpinan, jadi tidak bisa diubah begitu saja. Kami berharap mahasiswa bisa memahami,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang sudah dilantik sebelum peraturan baru diberlakukan tetap sah menjabat tanpa perlu pemilihan ulang.
“Bagi Ketua UKM yang sudah dilantik sebelum aturan diterbitkan, posisinya tetap sah dan tidak perlu dilakukan pemilihan ulang,” tambahnya.
Aksi ini mencerminkan kegelisahan mahasiswa terhadap sistem kelembagaan kampus yang dinilai kaku dan kurang memberi ruang bagi aspirasi mahasiswa. (*/Red)
